Ruroya Rai
Akhirnya aku menemukan tempat kos yang cukup nyaman untuk ditempati. Tempatnya pun dekat dengan Gakurai Academy jadi, aku tidak perlu repot lagi untuk ke Gakurai. Aku bisa tidur dengan tenang dan jika aku terlambat, aku bisa segera lari karena tempat kos ini ada di samping Gakurai Academy.
Aku meletakkan semua barang-barang bawaanku di kamar baruku. Aku menghirup udara di sekitar kamarku ini dan... segar! Udaranya sangat segar, tidak seperti di rumahku sendiri. Rumahku sekarang ditempati oleh adikku tercinta Ruroya Michiru. Untungnya kos ini sangat unik, meskipun ruangannya kecil, tapi aku sudah merasa nyaman di tempat ini.
Karena baru di tempat ini, aku mau cepat-cepat berkenalan dengan orang-orang yang tinggal di tempat ini. Ternyata yang tinggal di kamar sebelahku adalah Shoko Iwamamura dan yang tinggal di serong kanan kamarku adalah Nishimura Takato. Aku tidak tau siapa yang tinggal tepat di depan kamarku, karena orang itu sedang tidak ada di kamarnya. Mungkin saja sedang pergi keluar.
Esok harinya, aku masih belum bertemu dengan pemilik kamar yang ada di depan kamarku. Kata Saki-san, ibu pemilik kos, kemarina orang itu pulang malam dan pergi pagi-pagi sekali. Mencurigakan, mungkin saja nanti setelah pulang dari Gakurai aku bisa bertemu dengannya. Aku penasaran sekali dengan orang itu.
Setiap hari, Gakurai Academy selalu ramai. Ramai karena murid-murid yang mondar-mandir dari satu ruangan ke ruangan lain. Karena aku murid paling santai, aku hanya berjalan ke ruang keramik. Di ruangan inilah aku selalu membuat keramik-keramik indah dan selalu mendapat nilai plus-plus *tawa menggelegar*.
Beberapa menit kemudian, banyak murid-murid yang masuk ke dalam ruangan yang sedang aku tempati ini. Sebenarnya ruangan ini juga kelasku. Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda dari kelasku. Hari ini kelas sangat ribut sekali dan aku tidak tau apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba Riku mendekatiku.
"Rai, kau tau ternyata ada murid baru masuk ke Gakurai!" Entah sejak kapan Riku begitu tertarik dengan murid baru. Walaupun aku tidak tertarik dengan anak baru itu, tapi aku penasaran juga.
"Memangnya murid itu dari mana?" Tanyaku tanpa pikir panjang.
"Aku dengar, murid itu berasal dari keluarga yang terhormat dan keluarga yang kaya raya. Tapi, kenapa anak itu masuk ke Gakurai ya?"
"Keputusan orang berbeda-beda, teman!" kataku sambil terus menginjak-injak pedal agar piringannya berputar.
Tiba-tiba guru pun masuk dan menenangkan murid-murid di kelas. Aku pun menghentikan pekerjaanku membuat keramik dan memperhatikan ke depan.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan memperkenalkan diri!" Murid baru itu masuk ke kelas dan aku seperti pernah melihat wajahnya. Tapi aku tidak ingat di mana aku pernah melihatnya. Murid baru itu adalah laki-laki bertubuh tinggi dan wajahnya... lumayan. Rambutnya hitam pekat dan matanya, sepertinya ia memiliki mata berwarna hitam pekat juga.
"Perkenalkan namaku Nanase Sakigawa. Mungkin kalian banyak yang menyangka aku berasal dari keluarga terhormat tapi aku tidak betah tinggal di rumahku sendiri dan di sekolahku sendiri. Karena itu aku memutuskan untuk pindah ke Gakurai Academy dan mengambil seni di sini. Mohon bantuannya. Arigato."
Menarik juga. Tapi setelah aku mendengar namanya adalah Nanase Sakigawa, aku rasa aku pernah mendengar nama itu dan wajahnya pun tidak asing lagi. Namun, aku tetap tidak bisa mengingat siapa dia. Aduh, otak ku ini sedang bermasalah atau bagaimana sih? Semenjak kecelakaan yang pernah aku alami, aku mengalami amnesia sebagian dan ya seperti ini lah susahnya jika terkena amnesia.
Nanase Sakigawa
Hari pertamaku masuk ke Gakurai Academy. Aku masuk di kelas keramik, aku masuk ke kelas ini karena aku memang senang membuat keramik. Waktu aku kecil, aku sering membuat keramik dengan seorang gadis yang dulu sangat dekat denganku. Tapi tiba-tiba saja gadis itu menghilang dari kehidupanku dan sekarang pun aku terus mencarinya. Tanpa disadari ternyata gadis yang dulu ku kenal itu ada di Gakurai Academy dan satu kelas denganku! Aku sendiri pun tidak percaya. Gadis bertubuh ramping, memiliki rambut panjang yang selalu tergerai berwarna hitam pekat dan bermata coklat kehitam-hitaman. Ya, benar, gadis itulah yang selama ini aku cari-cari. Aku mendekati gadis itu perlahan-lahan dan tidak peduli dengan tatapan gadis-gadis lain yang ada di kelasku.
Gadis itu menyadari kehadiranku dan mendongakkan kepalanya serta menghentikan pekerjaannya membuat keramik. Tidak salah lagi, memang gadis ini yang kucari.
"Rai?" Dengan berhati-hati aku memanggil namanya. Ruroya Raishiru atau Ruroya Rai adalah temanku waktu kecil. Kami begitu dekat sampai-sampai tidak bisa dipisahkan. Namun, tiba-tiba Rai menghilang begitu saja dari kehidupanku.
"Ya? Namaku memang Rai. Salam kenal, aku Ruroya Raishiru tapi lebih baik nama panjangnya Ruroya Rai." Gadis itu menjelaskan semuanya seperti ia tidak mengenalku. Aku sendiri bingung, aku menyipitkan mataku dan bertanya lagi.
"Kau tidak ingat padaku, Rai? Ini aku, Nanase Sakigawa temanmu waktu kecil."
Jawaban apa yang diberikan Rai? Ia hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis ke arahku. Aku merasakan 1000 jarum menusuk-nusuk ke dalam hatiku.
"Maaf, aku tidak tau. Salam kenal Sakigawa-kun. Mungkin kau salah orang."
"Tidak, aku tidak mungkin salah orang. Kau... kau menyukai keramik dan waktu kecil kita sering membuat keramik bersama!" Ya, sekarang aku seperti orang aneh yang baru saja menemukan sesuatu yang hilang. Mata semua orang tertuju padaku dan Rai. Rai menatapku dengan bingung, tiba-tiba ia beranjak dari tempat duduknya hendak mau pergi. Dengan sigap aku menarik lengannya.
"Tunggu, Rai!" Tiba-tiba gadis itu menepis tanganku dan berbalik ke arahku.
"Cukup! Aku tidak tau siapa kau dan hari ini juga aku baru mengenalmu, Sakigawa-san! Mungkin kau salah orang dan maaf, jangan ganggu aku lagi." Rai membentakku dan pergi keluar kelas. Saat aku hendak mengejarnya, teman Rai menghadangku.
"Sakigawa-kun, sudahlah. Jangan ganggu Rai. Beberapa bulan yang lalu ia baru saja mengalami kecelakaan yang membuatnya terkena amnesia sebagian. Oh ya, namaku Rikugan Sakurai, aku teman Rai di sini."
Tidak dipercaya, gadis itu... ia... mengalami amnesia sebagian? Apa karena itu ia melupakan diriku? Tidak mungkin! Kenapa semua ini harus terjadi?
bersambung...
No comments:
Post a Comment