Ruroya Rai
Malam itu saat aku sedang melamun melihat ke arah jendela kamarku. Tiba-tiba Shoko memanggil namaku dari lantai bawah. Dengan cepat aku berlari ke arah pintu dan langsung menuju ke lantai bawah. Aku melihat Shoko menggenggam gagang telepon. Sepertinya aku mengerti apa yang akan dikatakan Shoko selanjutnya. Aku mengangguk ke arah Shoko dan mengambil gagang teleponnya. Aku menghirup udara dalam-dalam dan...
"NANASE SAKIGAWA!! Aku benci dirimu!!!" Setelah beberapa lama mengalami perdebatan dengan Nanase, akhirnya aku bisa menenangkan diriku. Aku menghela napas pelan dan tersenyum. Aku senang dapat berbincang-bincang dengan Nanase lagi.
"Nanase, kenapa kau pergi tanpa mengatakan satu kata pun padaku?" Tanyaku sambil memain-mainkan kabel telepon di tempat kos.
"Maaf, Rai. Tadinya aku mau mengucapkan selamat tinggal tapi kata Saki, kau sedang tertidur pulas bagaikan seekor harimau yang sedang kelelahan. Jadi aku tidak mau mengganggumu." Nanase tertawa terbahak-bahak di seberang sana.
"Sial. Kenapa kau keluar dari sini? Apa kau juga keluar dari Gakurai Academy?"
"Haha... aku tidak keluar dari Gakurai. Aku hanya mengambil cuti lagi. Aku sudah izin pada pak guru. Hmm... aku kembali ke rumahku karena, umm... ibuku sakit parah dan di rumah tidak ada seorang pun yang bisa merawat ibuku."
Ternyata, ibu Nanase sakit parah. Astaga, aku jadi merasa bersalah.
"Oh, maaf Nanase. Aku harap ibumu segera cepat sembuh." Kataku sambil tersenyum.
"Iya, arigato, Rai. Hei, sudah dulu ya. Aku harus merawat ibuku lagi. Sampai jumpa!"
Sambungan terputus. Aku meletakkan kembali gagang teleponnya ke tempat semula lalu aku menghela napas seperti biasa.
Aku kembali ke kamarku dengan senyuman dan sebelum aku memasuki kamarku, aku menoleh ke pintu di depan kamarku. Aku tersenyum lalu aku masuk ke dalam kamarku dan bersiap-siap untuk terjun ke alam mimpi.
Nanase Sakigawa
Aku menutup flap ponselku dan kembali menatap langit malam yang masih bertaburan dengan bintang-bintang indah. Senangnya, aku dapat berbicara dengan Rai lagi. Tapi, mungkin perbincangan hari ini adalah perbincangan terakhir dengannya. Karena besok aku harus segera pergi ke Sapporo untuk pergi membawa ibuku berobat di sana. Maaf aku tidak mengatakan apa-apa padamu lagi Rai. Aku hanya tidak ingin ibuku mengetahui keberadaanmu.
Aku beranjak dari balkon kamarku dan segera masuk ke dalam kamarku. Aku duduk di tepi tempat tidurku dan melihat-lihat ponselku. Entah apa yang sedang aku lihat. TRRT!! Telepon di kamarku berbunyi, menghentakkan ku secara tiba-tiba. Aku segera mengangkat telepon.
"Ya?"
"Nanase-kun, ada waktu sebentar?" Tanya Chou dari seberang sana. Aku pun segera memasang wajah aneh karena yaa... kenapa tidak Chou datang ke kamarku saja jika ia mau bicara.
"Chou, kenapa kau tidak ke kamarku saja. Dasar aneh."
"Tidak bisa, ini saja aku meneleponmu dari dapur. Aku mau ke lantai atas saja tidak berani. Nonoru-kun seperti penjaga malam, ia terus-terusan menyaksikan televisi di lantai atas." Kata Chou sambil berbisik-bisik.
"Baiklah, aku akan segera ke sana."
Aku keluar kamar dan melihat Nonoru, kakakku masih terpaku di depan televisi. Aku selalu kesal saat melihat tingkah laku kakakku. Ia tidak pernah mau membantu siapapun, kerjaannya seperti raja yang begitu angkuh. Aku menuruni anak tangga dengan perlahan dan menuju ke dapur. Tiba-tiba aku mendengar suara yang berat dari lantai atas.
"Hei, Nanase! Mau apa kau ke bawah?" Nonoru seperti biasa selalu melarangku melakukan apapun.
"Apa masalahmu, Nonoru? Aku hanya mau mencari minum, sudahlah lebih baik kau diam dan lakukan kegiatanmu yang tidak berguna itu!" Teriakku dari lantai bawah dan aku terus berjalan menuju dapur sambil menghiraukan semua kata-kata Nonoru.
Aku bertemu dengan Chou di dalam dapur dan Chou menceritakan semua tentang kejadian yang sudah terjadi selama aku tidak ada. Saat aku mendengar cerita Chou, aku benar-benar terkejut. Aku tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini. Tapi, aku tidak mau memedulikan kejadian itu terlebih dahulu. Aku ingin ibu cepat sembuh. Lalu aku kembali ke kamarku dan segera tidur karena besok harus berangkat pagi-pagi menuju Sapporo.
bersambung....
No comments:
Post a Comment